Kamis, 12 Januari 2012

Surat Cinta Untuk Pak Rektor Kampus Kerakyatan Yang Terhormat.

         kesampaian juga bikin blog hehehe, lumayan bingung untuk mengawali tulisan apalagi sebagai orang awam didunia blogger. Nostalgia sejenak, membuka kembali tulisan-tulisan waktu awal masuk di kampus UGM, akhirnya ketemu tulisan berbentuk surat ini, alhamdulillah dengan tulisan ini saya dapat juara I lomba menulis surat untuk rektor di tahun 2009, prestasi awal saat masuk UGM, prestasi yang juga sekaligus menambah kepercayaan diri saya sebagai anak kampung yang mencoba mencari ilmu di kampus kota
.selamat menikmati.... 


kampus ini didirikan dari dan untuk rakyat
(Pidato IR Soekarno saat peresmian UGM )
Kutulis surat ini dengan perasaan berbunga-bunga, karena kata orang kini aku berdiri dikampus kerakyatan yang megah luar bisa, berdiri diatas kampus yang kata koran yang kubaca berada di peringkat 250 dari ratusan kampus di dunia, bahkan tukang becak tetanggakupun dengan bangga dia berkata “saya rela banting tulang asal anak saya masuk kampus kerakyataan itu mas...”. senang tak terkira ketika aku mendengar itu semua
Sambil tersenyum bangga pula, kutulis surat ini karena engkau pernah berkata bahwa kampus ini sedang menuju world class research university, luar biasa bukan. tak bisa kubayangkan kampus yang berdiri ditengah kota kecil ini nantinya akan mampu berbicara di kancah dunia. aku juga bangga karena –kau pasti sudah tahu pak rektorku yang terhormat- wakil pemimpin negeri ini adalah alumni kampus kerakyatan yang kau pimpini, dan tak pernah kutemukan di ujung manapun dikampungku yang tak kenal dengan kampus kerakyatan yang kau pimpin ini, padahal taukah engkau pak rektor!? bahwa peta terbitan penerbit bajakan sekalipun tak sudi mencantumkan nama kampungku dalam lembaran wilayah teritorial negeri ini...kampung sama sekali tak terkenal dan jauh dari peradaban.

Pak rektor yang terhormat...
Kugoreskan juga surat ini dengan deraian air mata yang tak terbendung...Dulu bapakku pernah berkata padaku supaya jadilah anak sholeh, kemarin ibuku bilang padaku gapailah pendidikan setinggi langit..tapi hari ini temanku berkata padaku ‘kawanku aku sudah tak punya uang untuk bayar biaya kuliah yang kian mahal dikampus kerakyatan ini...’..
Saat kubaca koran pagi ini kutemukan artikel tentang korupsi disalah satu fakultas yang sampai sekarang terkatung katung kasusnya ..pak rektor yang terhormat bukankah dulu engkau dulu pernah berkata bahwa kampus kerakyatan ini adalah zona bebas korupsi
Saat kunaik bis umum nan bersahaja yang melintas dikampus ini, kudengar para sopir dengan muka menghitam mengeluh tentang banyaknya pungutan liar dikampus kerakyatan ini...lalu mereka menerawang memikirkan pendapatan mereka yang sudah kecil kini semakin kecil karena pungli itu 
Saat kulangkahkan kaki memasuki kampus ini kuliahat sebuah tulisan besar yang terpampang di pintu masuk “PENGEMIS,PEMULUNG DAN PENGAMEN DILARANG MASUK”, ketika melihat tulisan itu aku berfikir mungkin besok tulisan itu akan bertambah lagi menjadi ““PENGEMIS,PEMULUNG PENGAMEN DAN MAHASIWA MISKIN DILARANG MASUK!!!!” .Angkuh sekali bukan pak; kampus kerakyatan kebanggaan kita ini
belum habis rasa kagumku pada kampus ini, rasa kagumku bertambah dengan  kemampuan kampus ini yang  lihai sekali mempromosikan diri, lihat saja bagaimana kawan2 "Sekolah Vokasi" yang tidak jelas nasibnya.. ibarat hidup segan mati tak mau, mahal membayar, tak dapat kualitas pendidikan, bahkan selalu jadi warga kelas 2 dikampus ini.. tak seindah janji promosi diawal masuk bukan pak, janji lapangan kerja yang luas, janji kualitas pendidikan yang bagus dan bla.. bla.. bla.... manis nian promosinya
Saat kutengok ruang kuliah, kini yang kudapati hanyalah para mahasiswa manis tanpa hoby bertanya, di luar penuh canda tapi tanpa jiwa kritis dan tanpa rasa bangga pada orang-orang hebat seperti soekarno, hatta, atau bahkan pada prof sardjito sekalipun, ketika kutanya tentang sikap mereka..taukah engkau pak rektor yang terhotmat, apa jawaban mereka !? mereka menjawab “disini kampus bonafit n mahal bro... untuk apa kita terlalu serius kuliah, toh akhirnya hanya siapa yang berduit yang bertahan..kuliah serius itu Cuma ada dijaman mbah kita dulu, kita harus jaga gengsi dong disini, jangan Cuma jadi kutu buku bro...” jawaban yang naif betul bukan? padahal diluar sana banyak calon mahasiswa miskin pintar yang tak bisa masuk kampus kita ini hanya karena tak bisa byar uang pangkal yang selangit...

Dan diujung sana kulihat seorang dosen terpengkur membaca diktat kuliah dengan monoton tanpa peduli sebagian mahasiswanya yang tertidur atau bahkan mahasiswi yang cekikikan bergosip tentang siapa artis yang bakalan cerai hari ini ... inikah kampus kerakyatan itu, pak rektor yang terhormat?..

Saat kudengar tentang berbagai pembangunan hotel dan hunian mewah yang kian gencar di kampus ini, namun disisi lain kulihat laboratorium-laboratorium penuh debu, tak terurus, dan berisi benda-benda tak layak pakai; ironis sekali bukan...tanpa mengurangi rasa cinta saya pada anda sekali lagi ingin kubertanya, inikah kampus kerakyatan itu pak rektor yang terhormat??
Dan ketika aku pulang kulihat portal-portal megah berdiri disetiap gerbang, Kau katakan ini adalah salah satu cara untuk mengurangi kemacetan, kejahatan, dan aktivitas yang tidak berkepentingan di kampus ini...tapi bukankah kampus kerakyatan ini berdiri diatas tanah wakaf kesultanan dan tanah pribumi?? Lalu kenapa sekarang justru mereka sulit untuk masuk di rumah mereka sendiri... naif memang..inilah kampus kerakyatan yang kita banggakan itu..-tak pandai berterima kasih-
Pak rektor yang terhormat

   Terakhir terucap salam cinta dan doa dariku seorang mahasiswa yang sedang ragu tentang harus bangga atau justru harus malu berdiri diatas kampus kerakyatan yang kini sudah tidak merakyat lagi..
Terucap salam cinta dan doa pula, dari para mahasiswa yang kini sedang resah karena tak mampu membayar biaya kuliah, juga dari para supir bis dengan muka menghitam, juga dari semua rakyat pribumi yang sulit masuk dirumah mereka sendiri....
Kami semua mendoakan agar pak rektor yang terhormat selalu dalam lindunganNya dan diberikan kekuatan olehNya, karena kami tahu bahwa mengurus kampus kerakyatan ini tak semudah membalik telapak tanggan, dan semoga pak rektor yang terhormat selalu dalam keadaan sehat, agar pak rektor yang terhormat bisa mengembalikan kampus kerakyatan ini menjadi kampus kerakyatan yang sesungguhnya..

Kampus kerakyatan. 20 mei 2009


M.Ridwan Affan.
Hukum 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar